FCB Legend: Johan Cruyff, Lebih Dari Seorang Legenda
Hendrik Johannes Cruijff,
Lahir pada 25 April 1947 tepatnya di ibukota Belanda yaitu Amsterdam.
Karir sepakbolanya bermula dari akademi Ajax Amsterdam pada tahun 1957
yang kemudian menjadi penghuni tetap tim utama sejak tahun 1964. Di Ajax
inilah namanya menjelma sebagai pesepakbola besar dibawah asuhan sang
pelatih, yang sudah seperti ayahnya sendiri yaitu Rinus Michels. Bukan
sekedar merajai eropa namun Ajax kala itu sangat dipuja dunia karena
permainan yang tenar dengan sebutan total football. Total football
merupakan sebuah skema sepakbola yang dirancang khusus dengan
mengutamakan kecepatan, akurasi umpan pendek, dan permutasi (pertukaran)
posisi antar pemain.
Total Football yang dianut oleh Ajax
inilah yang kelak membawa klub tersebut menjadi “dewa” di eropa. Rinus
Michels yang jenius bertemu dengan Cruyff yang sangat bisa
mengimplementasikan strateginya di lapangan. Cruyff pada awalnya
berposisi sebagai penyerang tengah di skema 4-3-3 dalam total football,
namun pada perjalanan waktu, ia bisa berubah posisi sebagai false 9,
playmaker bahkan penyerang sayap. Bukan sekedar Cruyff hampir seluruh
skuad bisa melakukan permutasi posisi pemain. Namun demikian Cruyff
tetaplah otak utama dalam skema rancangan Rinus Michels.
Karir Sebagai Pemain di Barça
Rinus Michels dan Cruyff berpisah pada
tahun 1971, Michels didapuk menjadi pelatih Barça sementara Cruyff
melanjutkan kejayaan di Ajax yang akhirnya bisa menyabet gelar eropa
(piala champions) 3x beruturut – turut. 2 musim pertama Rinus Michels,
tidak menghasilkan gelar apapun bagi Barça hingga akhirnya ia di
ultimatim jika musim ketiga masih nir gelar maka ia akan dipecat, namun
kala itu manajemen Barça juga bersedia memenuhi tuntutan Rinus agar
Barça bisa meraih trofi. Permintaan Rinus kala itu sangat simple,
Datangkan Cruyff!.
Tahun 1973, akhirnya Cruyff resmi
berseragam Barça, dengan komando di bawah Rinus Michels sudah jelas
Barça menjelma menjadi tim pengusung Total Football di ranah spanyol,
hasilnya langsung kentara, gelar la liga yang telah absen selama lebih
dari 13 tahun akhirnya berhasil kembali dibawa ke lemari trofi Barça.
Selain gelar, skema total football yang sangat dinamis menambah kisah
tersendiri bagi kesuksesan Barça di era 70an. Semusim kemudian “saudara
kembar”nya yaitu Neeskens ikut menyusul ke Barça, meskipun 3 musim tanpa
gelar, akhirnya kombinasi keduanya (dibawah komando Rinus) berhasil
mengantar Barça juara copa del rey pada tahun 1978.
Cruyff sendiri debut bersama Barça di
partai la liga melawan Granada pada tanggal 10 oktober 1973. Kala itu
Barça menghantam Granada dengan skor 4-0 dan Cruyff sempat mencetak 2
gol dalam partai tersebut. Di musim perdana ini juga Cruyff mencetak
sejarah manis dalam el clasico, Barça dibawa menghantam Real Madrid 5-0
di Santiago Bernabeu melalui permainan total football yang sangat indah.
Selama 5 musim di Barça, Cruyff melahap 184 partai dan berhasil
mencetak 61 gol. Ia menyumbang 2 tropi yaitu la liga pada tahun 1974 dan
Copa Del Rey pada tahun 1978. Di ajang Copa Del Rey ia baru bisa
bermain pada musim terakhirnya karena di spanyol hingga musim 1976/77
hanya memperbolehkan pemain lokal untuk bermain di ajang Copa Del Rey.
Salah satu gol terbaik Cruyff saat
membela Barça terjadi pada laga melawan Atletico Madrid ke gawang Miguel
Reina (ayah Pepe Reina) gol ini terkenal dengan istilah Phantom goal,
kala itu Bola berada jauh di depan jangkauan Cruyff namun dengan cerdas,
Cruyff melentingkan badannya agar lompatannya menjadi lebih jauh lalu
menahan laju bole dengan kaki kanan bagian luar untuk disontek ke
gawang. Selain gol hebat tersebut, Cruyff juga memiliki sebuah gerakan
khusus yang biasa disebut Cruyff Turn, dimana dia memutar badan lalu
bola digocek menggunakan kaki kanan melalui belakang kaki kiri.
Saat menjadi pemain, Cruyff memang tidak
gemerlap secara gelar, ia hanya menyumbang 2 trofi. Namun skema Total
Football yang ia pimpin berhasil menghipnotis dunia, Barça menjadi tim
yang sangat enak dilihat dan tidak membosankan. Ini merupakan perubahan
ditengah skema kick n rush yang sedang populer di jaman itu. Sesaat
sebelum pergi meninggalkan Barça, kala itu Cruyff sempat menitipkan
pesan kepada presiden Luis Nunez agar Barça mencontoh Ajax untuk membuka
akademi agar tim ini bisa semakin merepresentasikan catalan. Cruyff
melihat banyak bibit bagus di tanah catalan namun Barça selaku klub
terbesar belum memiliki akademi yang layak untuk berkarir. Kelak
akhirnya atas ide ini lahirlah la masia yang kemudian sekitar 20 tahun
kemudian hasilnya membawa Barça berjaya di eropa.
Karir sebagai pelatih di Barça
Setelah tutup karir sebagai pemain dan
sempat membesut Ajax Amsterdam. Cruyff kembali ke Barça pada tahun 1988.
Disinilah karir kepelatihannya melesat cepat, Barça yang semula
dianggap klub biasa-biasa saja, tenggelam dalam era quinte del buttire
milik Real Madrid mendadak menjelma menjadi klub yang disegani baik
domestik maupun eropa.
Selain raihan trofi yang ciamik dimana
Barça diantarnya untuk menjuarai piala champions pertama kali, Cruyff
meninggalkan 2 hal yang hingga kini pasti masih menginspirasi banyak
orang di bidang sepakbola yakni; permainan indah melalui skema total
football dan juga mengutamakan pemain hasil binaan akademi klub
tersebut. Amor dan Guardiola adalah dua nama yang melejit dibawah
polesan Cruyff, keduanya merupakan alumni la masia angkatan pertama dan
kedua. Sepakbola yang dinamis dan juga permutasi posisi pemain di
lapangan sudah menjadi harga mati yang wajib tersaji saat Barça bermain.
Salah satu laga terbaiknya tersaji saat
Madrid dihantam 5-0 oleh Barça di Camp Nou pada tahun 1994. Kala itu
Cruyff mengusung pola 3-4-3 dengan beberapa pemain sering melakukan
permutasi posisi. Bukan hanya permutasi posisi, pemain juga ditempatkan
diluar posisi salinya, berikut diantaranya; Goikoetxea yang merupakan
pemain tengah dan Ferrer yang merupakan bek sayap menemani Koeman
sebagai CB. Nadal yang naturaknya CB dijadikan gelandang tengah bersama
Amor sementara Pep sebagai Pivot dan Bakero menjadi playmaker. Di wing
kiri diisi oleh sergi Barjuan yang aslinya merupakan wing back kiri
seperti Alba. Romario dan Stoichkov melengkapi skuad malam itu.
Setelah berhasil menyumbang 4 la liga, 1
copa del rey, 3 piala super spanyol, 1 piala champions, 1 piala winners
dan 1 piala super cup prestasi Barça mulai menurun. Cruyff seperti
sudah mentok dalam mengelola skuad Barça, satu persatu pemain pergi dan
perstasipun mulai surut. Di tengah kegoyahan era dream team 1 tersebut
Cruyff akhirnya dipecat setalah sebelumnya sempat berselisih paham
dengan sang presiden yaitu Luis Nunez. Tidak terima dan frustasi karena
merasa sudah membawa Barça berjaya dan berada dalam masa terbaiknya, ia
akhirnya bersumpah tidak mau melatih klub manapun selepas pemecatan ini.
Konflik dengan Rosell
Salah satu kepingan terakhir cerita
tentang Cruyff terhadap Barça tentulah masa Laporta. Ia dikenal menjadi
penasihat ulung Laporta yang berujung sukses menambah dua trofi liga
champions bagi Barça. Setelah melalui perjalanan yang panjang akhirnya
Cruyff diangkat oleh laporta menjadi presiden kehormatan bagi Barça.
Langkah ini sebenarnya bisa diterima oleh para pendukung mengingat jasa –
jasa Cruyff sangat besar. Namun sayangnya proses ini bisa dikatakan
inskonstitusional karena seharusnya meminta persetujuan terlebih dahulu
terhadap anggota socios.
Ketika Sandro Rosell naik pada tahun
2010, beberapa saat kemudian Cruyff dicopot dari presiden kehormatan
Barça. Rosell beralasan karena penunjukkan Cruyff tersebut
inkonstitusional karena tanpa persetujuan socios (anggota/fans resmi
yang terdaftar di klub). Akhirnya Cruyff kembali kecewa dengan perlakuan
Barça terhadapnya, hingga kini Cruyff masih menyimpan dendam kepada
Rosell akhirnya perlahan lahan kritik selalu terlontar dari mulutnya
setiap ada kebijakan Rosell yang menurutnya kurang tepat termasuk
didalamnya gagal memperpanjang kontrak Guardiola sebagai pelatih dan
pembelian Neymar.
Penutup
Johan Cruyff adalah FC Barcelona,
sumbangsihnya baik sebagai pemain, pelatih maupun pemikirannya jelas
sangat berpengaruh hingga terciptanya Barça saat ini. Sebagai pemain dan
pelatih ia menanamkan Barça adalah klub yang bermain dengan hati,
penguasaan bola penuh, indah dilihat, selalu menyerang dan mengutamakan
kemenangan. Sebagi pribadi ia banyak memberi masukan bagi Barça dimana
La Masia adalah salah satu buah pemikirannya yang paling nyata dimana
akhirnya akademi inilah yang mengantar kesuksesan Barça dalam 5 musim
terakhir. Cruyff juga sedikit banyak memberikan masukan pada era Laporta
dimana kala itu banyak gelar dan kesuksesan dalam perekrutan pemain.
Cruyff akan selalu hidup dalam urat nadi
FC Barcelona, terlepas apapun posisinya saat ini, sungguh kejam dan
tidak adil jika kita semua selaku Cules tidak meletakannya pada posisi
teratas dalam hati kita masing-masing. Cruyff jelas layak dikenal
sebagai pemain dan pelatih yang mengangkat prestasi Barça namun
sejatinya peninggalan berupa pola permainan, pembibitan pemain melalui
akademi dan ide – ide briliannya adalah sumbangan yang paling berharga
untuk Barça
Tidak ada komentar:
Posting Komentar